Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.
Belajar memberikan yang terbaik untuk cinta,
meski perih sakit dan menghabiskan sisa asa,
Belajar untuk membuka hati seluas langit
seindah malam dan setulus bintang,
sangat bodoh menjadi orang yang sombong
yang hanya berada dalam pembenaran tanpa logika,
maka aq disini untuk cinta,
mencoba untuk tidak sombong dan tetap miliki cinta

Perempuan yang Menaklukkan Setan - Taufiq Hakim

03:21:00


Perempuan itu amat buruk. Dia tidak mengenal kehidupan di musim semi. Tapi dia tahu apa yang dilakukannya saat musim gugur dan musim dingin. Dia tidak diperbudak oleh keinginan. Tapi air matanya senantiasa mengalir deras laksana hujan. Kegembiraan meluap dalam hatinya bagai dedaunan pohon yang rindang.



Hilangnya keindahan tubuh perempuan itu tampak pula pada tempat tinggalnya. Itulah Pulau Kedukaan yang terhampar di tengah-tengah jagat raya. Dia hidup di sana. Di sana pula dia akan mati. Dia tak mau hidup bersama laki-laki. Bibirnya senantiasa mendendangkan pujian-pujian pada langit yang tetap membisu, dan selalu menggumamkan sumpah serapah yang tak kenal belas kasih.


Malam itu angin ribut berhembus. Badai mengamuk mengeluarkan suara gemuruh. Perempuan itu tidak keluar dari kamarnya. Dia senang berada di dalam. Tiba-tiba dia berteriak sehingga menggetarkan seluruh tubuhnya yang buruk rupa itu. “Hai setan, kini hanya kau yang ada!


Sejenak perempuan itu diam, mirip dalam ketiadaan. Sementara itu, tepat berada di depannya, tembok telah terbelah, dan muncullah setan, seperti dulu, ketika dia pernah muncul di hadapan seorang alim. Setan itu tidak tuli, daya pendengarannya tajam.
Maka cepat-cepat dia menjawab panggilan perempuan itu dan berkata,
Hai perempuan, apa yang kau inginkan?
Kecantikan, kehidupan, dan kesenangan,” jawab perempuan itu seperti orang kehausan yang mengucapkan kata air ketika tersesat di padang pasir.
Tahukah kau berapa harganya?” tanya setan.
Tentukan harga sesukamu!
Ruhmu akan kuseret ke dalam neraka. Itulah pekerjaanku di muka bumi. Aku akan pergi bersama ruh-ruh lain untuk meramaikan kerajaanku Jahanam. Kita lihat nanti, mana yang berhasil mendapatkan pengikut yang banyak: aku akan tetap duduk di singgasana neraka ataukah ruh-ruh itu akan berada di singgasana surga?
Berilah aku kesenangan hidup di muka bumi ini selama sepuluh tahun. Setelah itu kau boleh membawaku pergi ke mana saja sesukamu. Jahanam tak membuatku takut. Karena sekarang aku berada di Jahanam!
Kita sepakat. Kau berhak mendapat kenikmatan selama sepuluh tahun. Setelah itu kau berada di bawah kekuasaanku.”



Akhirnya, dengan darah perempuan itu, keduanya menulis surat perjanjian. Perempuan itu menandatanganinya. Kemudian setan menyentuh tubuh perempuan itu dan terasa betapa tubuhnya gemetar. Dia memberi isyarat kepada perempuan itu agar menghadap cermin almari. Perempuan itu menatap cermin. Kini dia melihat kecantikan tubuhnya seperti bintang. Betapa cantiknya dia. Benarkah dia memiliki tubuh ini? Benarkah tubuh ini amat memikat dan menarik?


Perempuan itu menghempaskan tubuhnya pada riuh rendah kehidupan sampai puas. Tubuhnya dibenamkan pada lautan kenikmatan yang amat dalam. Masa sepuluh tahun telah menyeret perempuan itu dalam keadaan seperti itu. Dia mengapung seperti kantong air. Segala kenikmatan telah direguknya sampai habis.


Setan mendatangi perempuan itu sambil membawa surat perjanjian untuk mengingatkan dirinya bahwa waktu yang dijanjikan telah tiba.
Perempuan itu berkata kepada setan,
Ya, aku ingat. Aku tidak lupa. Tapi….”
Tapi apa?
Di sana ada kenikmatan lain. Dan aku ingin sekali merasakannya.”
Apakah di sana ada kenikmatan lain yang belum kau rasakan sama sekali?
Kenikmatan ruh! Itulah kenikmatan yang harus kau berikan kepadaku, sesuai dengan surat perjanjian dulu. Bukankah kau telah berjanji kepadaku akan memberikan semua kenikmatan selama sepuluh tahun? Aku masih punya sisa waktu dua bulan lagi untuk menghabiskan masa tersebut. Aku sudah bosan dengan kenikmatan tubuh. Aku sungguh berhasrat pada kenikmatan ruh. Aku berharap selama dua bulan nanti dapat merasakan kenikmatan ruh. Setelah itu kau boleh menyeret ruhku ke dalam neraka.”
Terserah kamu. Ketahuilah, aku adalah makhluk yang dapat dipercaya untuk memenuhi syarat-syarat itu.”




Tak lama kemudian setan menghilang dan meninggalkan perempuan itu. Perempuan itu berdiri, kemudian melempar semua perhiasannya. Lalu dia memakai pakaian ihram kasar untuk menunaikan ibadah haji. Dia tenggelam dalam angan-angan yang membumbung tinggi. Amalan-amalan kebajikan selalu dia kerjakan. Akhirnya, dia terhanyut dalam kehidupan yang suci dan mulia. Masa dua bulan telah berakhir. Setan datang menagih janji. Dia kaget tatkala melihat sosok perempuan itu. Betapa tubuh perempuan itu dibalut kecantikan. Bukan kecantikan yang bersinar seperti bintang yang dibakar. Melainkan tampak cahaya indah dan lembut yang sumbernya dikenal begitu luhur.
Dia bergidik. Tapi dia cepat menguasai dirinya, seraya menghampiri perempuan itu, berkata,
Waktunya telah tiba. Ayo ikut aku ke Jahanam!
Mari kita pergi,” kata perempuan itu patuh. Dia tidak banyak cakap dan tidak menyembunyikan niat apa pun. Setan mulai berjalan, dan perempuan itu ikut berjalan di belakangnya. Akhirnya, sampailah mereka di pintu Jahanam. Tatkala malaikat Zabaniah merasa bahwa rajanya akan segera tiba, pintu-pintu telah dibuka. Kemudian masuklah raja neraka itu. Di belakang tampak seorang perempuan yang mengikuti langkahnya. Akan tetapi, belum sampai langkah kaki perempuan itu tiba di ambang pintu, tiba-tiba di neraka terasa ada angin berhembus. Akibatnya, jilatan api neraka itu tidak mengenai tubuh perempuan itu. Hati malaikat Zabaniah bergetar.
Setan pun turut bingung dan terkejut, lalu berteriak, dan teriakannya disahut oleh teriakan penduduk neraka, 
Apa yang terjadi? Apa yang terjadi?” Di tempat itu, tampak para malaikat penjaga surga membentangkan sayapnya. Sambil merampas perempuan itu mereka berteriak kepada setan,
Perempuan ini milik kami.”
Tidak, dia milikku,” bantah setan. 
Ruhnya telah menjadi milikku sesuai dengan surat perjanjian ini. Lihatlah!
Kami tidak melihat surat perjanjian. Kami hanya menyaksikan ruh. Sesungguhnya ruh perempuan ini termasuk ruh dari surga.”
Bukankah ruh perempuan itu berasal dari neraka. Dia telah dicap sebagai penghuni neraka sejak sepuluh tahun yang lalu.”
Akan tetapi, ruh surga masuk ke dalam ruh perempuan ini sejak dua bulan lalu. Dan ruh ini jika kau lihat, seperti angin dingin yang kencang yang mengakibatkan jilatan api kalian tidak sanggup membakar tubuh perempuan ini. Bahkan sedikit pun jilatan api tidak akan mendekati dia.
Kalau begitu perempuan itu telah menipuku!


Sementara perempuan yang masih berada di sayap malaikat itu berkata,
Aku tidak mau menipumu. Aku ingin memenuhi janjiku. Bawalah aku ke neraka. Hai para malaikat, biarkan aku pergi ke neraka. Demikian janjiku dulu. Lebih baik aku menepati janjiku dan aku tak ingin berkhianat meskipun dengan setan.”
Kalian sudah dengar!” kata setan, 
Perempuan itu milikku. Lepaskan dia dan serahkan kepadaku!
Kalau sekarang perangai perempuan ini jelek, langsung kuserahkan kepadamu.”
Mengapa berkata seperti itu. Perempuan itu telah berkata di hadapan kalian dan mengenalkan dirinya yang berada dalam kekuasaanku. Bukankah itu sudah menjadi bukti yang kuat bagiku?! Lagi pula, dia sepakat dengan surat perjanjian tertulis. Sepakat kalau ruhnya dalam kekuasaanku.”
Benar, memang itulah ruh perempuan ini yang pertama. Tetapi sekarang di manakah ruh yang pertama itu? Ruh yang pertama telah diberikan kepadamu, maka carilah di mana keberadaannya sekarang. Adapun ruh perempuan ini kini telah menjadi milik kami. Wahai perempuan yang suci, mari kita pergi dari sini!
Bukankah perbuatan dosa jika aku melanggar janji. Panggilkan aku Tuhan kalian. Aku ingin menghadap Dia. Aku ingin Dia menghapus dosa-dosaku yang pertama,” kata perempuan itu dengan suara nelangsa.
Kau tidak memiliki lagi dosa-dosa yang pertama,” kata malaikat. 
Dosa-dosa itu lebur karena cahaya sucimu yang terakhir.”
Kalau begitu, kalian jangan menjerumuskan aku pada dosa baru. Surat perjanjian yang sudah berlalu harus kupenuhi.”
Kau tidak ada urusan dengan semua ini. Ayo kita pergi!
Ah, betapa baiknya dia. Perempuan mulia yang menjaga setiap kalimat yang terucap dari mulutnya. Kalian para malaikat telah menghalang-halangi tekadnya dan berupaya menjerumuskannya menjadi makhluk rendah.”
Kini kau baru mengerti kalau dia ini perempuan yang mulia. Jika begitu, ke manakah perempuan-perempuan yang mulia akan pergi? Ke surga atau ke neraka?


Mendengar ucapan ini setan merasa tersudut dan gemetar.
Celakalah kalian…celakalah kalian… Sudahlah, kalian bawa saja perempuan itu dan singkirkan dariku! Dia bukan ruh seorang perempuan yang kuinginkan. Jarang sekali perempuan seperti dia… yang seharusnya pergi ke neraka, maksudku pergi ke surga. Tapi aku tidak akan pernah melupakan dia yang pernah menipuku. Dia menipuku di suatu hari di mana “kemuliaan” telah meracuni kesenangan.

0 comments:

Post a Comment

silahkan meninggalkan jejak anda...

Followers

picture of a dreamer

picture of a dreamer
Freena Pipiholic

Lets Follow by

Follow pipiholic on Twitter