Berangkat dari sms seorang sahabat [lagi]
00:20:00
11 oktober 2009
"Berapa banyak hati yang singgah dan pergi dari pantai kehidupanmu, q lihat dirimu laksana pulau yang sunyi, menderita karena pedihnya sepi dan dambaan terhadap kebahagiaan. Hidupmu wahai kawan, terpencil dari keakraban. Aq semakin kasihan, bukan pada dirimu, tp pada jiwamu, betapa ia terpenjara dalam kebebasannya"
Seperti itukah kau melihat q 'dari luar' kawan???
Seolah2 q adalah makhluk tidak berdaya yang sangat layak dikasihani, padahal q sungguh nda ingin dkasihani seperti itu&hanya beberapa org yg q biarkan mengetahui 'isi' dari robot ini...
'terpencil dari keakraban' sepertinya bukan frasa yang tepat sahabat, nyata q sebenarnya tidak sebuta itu dari pergaulan, q telah lalui semua, q telah jalani semua, q nyaris telah melihat berbagai bentuk getir dan perih, dengan begitu banyak sahabat baik nyata maupun maya, sebagai bukti bahwa Allah SWT nda pernah tidur terhadap q, yg selalu menghadirkan sahabat2 terbaik disaat q benar2 sedang berada dalam kesulitan dan kesusahan, sehingga aq ndapernah benar2 sendirian, semua atas kuasa Nya, aq yakin sekali akan hal itu...
Namun semua ini salah q sendiri, aq lah yang perlahan2 mengundurkan diri dari keakraban, aq lah yang membangun benteng setinggi2 nya untuk aq bersembunyi dari rasa sakit yg pernah q rasakan...
Aq memang masih jauh lebih beruntung dari mereka, krn aq tahu bahwa masing2 tentu memiliki kapasitasnya masing2, sebagaimana aq selalu menghibur hati q sendiri
'bahwa nda akan ada seburuk2nya keadaan, jika qt mau dan mampu memahami setiap makna yg terkandung dari setiap perih dan luka yg qt rasakan'.
Berkata2 memang mudah, tp sungguh nda mudah menjalankannya, kadang qt sebagai manusia masih suka takabur, merasa diri benar, dan memandang remeh manusia lain yg qt anggap memiliki derajat lebih rendah dari pada qt, derajat disini iza dalam berbagai hal, entah itu kedudukan, keimanan, keadaan fisik dan lain2. padahal coba qt bercermin setiap menjelang qt beristirahat, mengingat apa yg telah qt lalui 24jam terakhir, pastilah terselip hal2 atau perilaku2 qt yg [secara nda sadar] adalah copy paste dari sifat2 atau sikap dr org2 yg qt rendahkan tersebut.
Sempat aq mencoba keluar dari ruang yg menjadi tempat persembunyian q tersebut, dengan masih tertatih karena luka yg belum kering [krn q bahkan nda ingin membuatnya kering], q lengah, tidak q bawa payung dan senter untuk menemani aq keluar, sehingga q kemudian terantuk terjatuh terseret jauh dan luka q semakin menganga krn air hujan yg mengguyur kian deras, semua salah q sendiri. Hingga kemudian q kembali bersembunyi dan membangun benteng yg semakin tinggi. Merasa lebih aman sendirian, merasa lebih nyaman berada dalam kesunyian dan kesendirian, menggunakan waktu untuk membaca hati dan memaknai jalanq sebelumnya.
Dan inilah, tertulis semua dengan penuh kejujuran, bahwa hati itu kini semakin kuat, namun juga berkullit semakin tebal dan sedikit mengeras, namun didalamnya masih sangat penuh dengan kelembutan, yang masih percaya tapi nda akan dengan mudah percaya, yang nda berputus asa meski telah kehilangan segalanya. Menguak tentang hati akan memberikan ribuan bahkan milyaran deskripsi dan makna, dan aq jadi bingung harus memulai dari mana [hehehe, pizzz].
0 comments:
Post a Comment
silahkan meninggalkan jejak anda...