Protected by Copyscape plagiarism checker - duplicate content and unique article detection software.
Belajar memberikan yang terbaik untuk cinta,
meski perih sakit dan menghabiskan sisa asa,
Belajar untuk membuka hati seluas langit
seindah malam dan setulus bintang,
sangat bodoh menjadi orang yang sombong
yang hanya berada dalam pembenaran tanpa logika,
maka aq disini untuk cinta,
mencoba untuk tidak sombong dan tetap miliki cinta

share dengan seorang sahabat

00:19:00


Seorang sahabat bertanya kepada q,
"aq sedang berfikir mengenai makna kebahagiaan,
menurut kamu apa yg menjadi tolak ukur kebahagiaan tersebut???"
q terdiam sesaat, memang sahabatq ini selalu bertanya mengenai hal2 yg menurut q 'berat'...
jika dijawab dari sudut pandang agama, sungguh q nda mampu menjawabnya,
mengaji aja masih nda lancar, tp mungkin perjalanan hidup q di masa2 sebelumnya
mambuat aq iza sdikit memahami dan memaknai stiap peristiwa...
"Saat qt udah 'ngerasa cukup' atas segala yg qt punya
dan telah mampu sebenar2 bersyukur atas hal tersebut"
balasan sms q untuk dia seperti itu.
kemudian dia kembali bertanya,
yang seperti apakah manusia tersebut dikatakan telah bersyukur dan merasa cukup?
"ummm, untuk itu qt tanyakan pada hati masing-masing,
karena tentunya tolak ukur dari 'merasa cukup' sangatlah variatif&relatif bagi setiap manusia bukan?"
jawab q lagi kepadanya,
"yah, definisi cukup memang sangat relatif, jika begitu seharusnya pengertian dan
tolak ukur kebahagiaan tidak seharusnya dipertanyakan..."
aq tertawa membaca jawabannya, tp at least aq jd memikirkannya juga...
sehingga aq mempunyai pertanyaan untuk diri q sendiri,
"apa yang bisa membuat aq bahagia??? kebahagiaan itu yang seperti apakah???
dan pernahkah aq merasakan bahagia sampai detik ini???"


woy woy woy,
tanpa sadar aq jadi mengajukan begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yg jauh lebih berat...
Huff, where should i start???
Seringkali 'lebih' belum tentu cukup,
hal ini berhubungan dengan sifat dasar manusia yang nda pernah merasa puas,
sahabat q tadi menambahkan, seandainya manusia dihadapkan pada 2 lembah penuh emas
tentu dia pasti akan mencari lagi lembah ke tiga,
karena jika materi yg dijadikan tolak ukur kebahagiaan, maka tidak akan pernah ada kata 'cukup',
q pikir juga begitu, karena kebahagiaan adalah masalah hati,
maka yg dijadikan tolak ukur nya adalah juga masalah hati,
apabila materi dan kebendaan dijadikan tolak ukur untuk kebahagiaan,
maka yg didapatkan hanyalah kefanaan yg bersifat sangat semu...


q teringat sms untuk sahabat q tersebut beberapa hari yg lalu,
Berbahagialah mereka yang masih mampu berfikir sederhana dan mampu bersyukur atas apapun yg telah dimiliki dan yg belum dimilikinya”
mereka2 yg berfikir sederhana adalah mereka yang tidak banyak bertanya dan berteori tentang hidup, mereka yang menguasai dan telah mengamalkan ilmu ikhlas,
contoh sederhananya dapat qt lihat di reality show ‘tolong’ atau ‘andai aq menjadi’ [masih banyak yg lain tentunnya, jk q sebut semua maka akan jd iklan dong yah???]
seperti kisah ‘mbah imron’, seorang kawan dr sahabat q yang terlahir buta,
santri tertua di pondokan depan rumahnya yang sering bertandang ke rumahnya,
Dia selalu tampak ‘bersih dan rapi’ padahal beliau menyiapkan segala sesuatunya sendiri,
memakan hanya yg disiapkan dihadapannya tanpa banyak bertanya, tanpa banyak memilah…
Dia yang nda banyak bertanya ‘mengapa’ dia terlahir buta,
yang menerima keadaannya dengan ikhlas dan masih bisa sebenar2nya bersyukur pada keadaannya…
Seperti itulah yang disebut bahagia, jelas bukan seperti aq
yang masih banyak bertanya [aka menuntut] atas apa yang dihadapkan pada q…


aq masih berfikir atas pertanyaan2 q sendiri tersebut...
kalian tentu membaca ditiap kata di blog ini,
dan menyimpulkan bahwa aq adalah seorang yg sangat tidak berbahagia,
dalam tanda kutip 'untuk urusan cinta2 an' hehehehe...
padahal hidup emang nda melulu urusan cinta2 an, aq tau itu sih,
hanya aja yg suka terlintas untuk dituliskan ya melulu soal itu,
ada banyak cerita dlm hidup q yg tentunya nda akan q tulis begitu saja disini,
aq memang masih jauh dari bahagia,
karena sungguh q belum juga merasa cukup atas yg telah q capai kini...
sampai detik ini aq bahkan masih sering menghakimi diri sendiri,
mengatakan bahwa diri ini bodoh, manusia gagal, dan lain sebagainya...
aq masih berlatih, belajar dan merusaha untuk dapat menjadi manusia yg lebih bisa bersyukur...


apalagi beberapa waktu lalu, masih segar dlm ingatan,
ungkapan kekecewaan orang tua terhadap q,
sakit sekali rasanya mengetahui bahwa keberadaan qt hanya menambahkan rasa malu,
hanya menjadikan beban pikiran dan hanya menjadikan kekecewaan...
sangat sakit hingga rasanya aq sudah nda ingin lagi hidup,
q menangis sejadi2nya, bahkan syetan mulai memprovokasi aq untuk minggat...
alhamdulillah Allah masih bersama q, tanpa sengaja tangan q meraih tasbih,
q mulai meminta ketenangan hati...
nda langsung seketika itu juga sih, tp bertahap,
hingga senja dan keesokan harinya aq masih dalam tangisan itu...
tp pada akhirnya aq benar2 telah kembali tenang dan mampu berfikir jernih...
kembali aq berfikir bahwa
“nda akan ada seburuk2nya keadaan,
bahwa segala sst akan indah pada saatnya jika qt mampu memahami arti qt hidup di dunia
dan segala kesalahan akan termaafkan jika qt mampu memahami betapa fana nya
qt sebagai manusia”
q akui itulah senjata q saat segala hal menjadi semakin buruk  dan nda menyisakan ruang untuk berfikir rasional...


it works !!!
and here i am...
still be with u, still write for u, still try to face the world...



Nah, masihkah ada yang mempertanyakan tentang kebahagiaan???



by pipiholic


0 comments:

Post a Comment

silahkan meninggalkan jejak anda...

Followers

picture of a dreamer

picture of a dreamer
Freena Pipiholic

Lets Follow by

Follow pipiholic on Twitter